5 Pola Pikir Orang dengan Bipolar Disorder yang Sulit Dimengerti

- Pola pikir hitam-putih yang ekstrem, sulit mengambil keputusan rasional dan stabil
- Keputusan impulsif saat fase manik, perlu dukungan tanpa menghakimi untuk kontrol dorongan impulsif
- Perasaan bersalah berlebihan dan sulit percaya pada orang lain, butuh bantuan untuk bedain rasa bersalah yang masuk akal
Pernah gak sih kamu bingung dengan cara berpikir seseorang yang punya bipolar disorder? Kadang mereka kelihatan super semangat, terus tiba-tiba bisa drop banget. Emosi mereka naik-turun seperti roller coaster.
Nah, ini dia 5 pola pikir khas yang sering dialami orang dengan bipolar, kenapa itu terjadi, dampaknya seperti apa, dan gimana cara terbaik buat menghadapi situasi seperti ini, baik dari sisi mereka maupun dari kita sebagai orang terdekat. Yuk simak!
1. Pola pikir hitam-putih yang ekstrem

Salah satu pola pikir yang paling umum adalah cara pandang yang ekstrem, semuanya dianggap bagus banget atau jelek banget. Gak ada tengah-tengahnya. Saat sedang manik, mereka bisa merasa seperti orang paling hebat sedunia, bisa melakukan apa aja tanpa takut risiko. Tapi saat depresi, mereka merasa dirinya gak berguna sama sekali.
Perubahan ekstrem ini bikin mereka jadi susah buat ngambil keputusan yang rasional dan stabil. Ini juga bisa bikin hubungan dengan orang sekitar jadi renggang karena emosi mereka susah ditebak. Nah, buat menghadapi pola pikir kayak gini, penting banget buat dorong mereka cari bantuan profesional. Terapi kognitif (CBT) bisa bantu mereka belajar menyeimbangkan cara pandangnya, supaya gak terus-terusan kejebak di pikiran ekstrem itu.
2. Keputusan yang diambil tanpa pikir panjang

Salah satu ciri khas saat mereka lagi dalam fase manik adalah impulsif, mengambil keputusan cepet tanpa mikirin efeknya. Bisa tiba-tiba belanja gede-gedean, ngambil risiko tinggi kayak nyetir ugal-ugalan, atau bahkan pakai obat-obatan. Masalahnya, keputusan yang diambil secara impulsif sering kali berujung ke penyesalan. Tapi pas mereka lagi dalam mood tinggi, semua kelihatan seru dan gak ada yang salah.
Jadi, orang-orang terdekat perlu paham kalau ini bukan karena mereka gak peduli, tapi memang karena dorongan dalam dirinya lagi gak stabil. Yang paling penting adalah bikin mereka merasa didukung, tanpa menghakimi. Batasan tetap perlu, tapi sampaikan dengan empati. Obat-obatan dan terapi bisa bantu mengontrol dorongan impulsif ini biar gak makin parah.
3. Perasaan bersalah yang gak habis-habis

Saat lagi dalam fase depresi, orang dengan bipolar bisa merasa bersalah berlebihan. Mereka bisa terus mikirin kesalahan masa lalu, bahkan yang sebenarnya gak terlalu penting atau udah dimaafkan sama orang lain. Mereka merasa semua yang mereka lakukan salah dan gak ada gunanya. Pola pikir ini berat banget buat dijalanin. Bisa bikin mereka kehilangan rasa percaya diri dan gak punya energi buat ngelakuin hal-hal penting.
Kadang, kita yang di sekitarnya juga jadi bingung harus gimana. Tapi sebenarnya mereka butuh bantuan buat bisa bedain antara rasa bersalah yang masuk akal dan yang berlebihan. Lagi-lagi, CBT bisa bantu membongkar pikiran negatif ini dan menggantinya dengan yang lebih realistis. Kita juga bisa bantu dengan terus mengingatkan mereka bahwa kesalahan bukan berarti mereka orang yang buruk.
4. Rasa curiga dan sulit percaya sama orang

Ada kalanya orang dengan bipolar jadi lebih sensitif dan curiga sama orang lain, bahkan sama orang terdekatnya. Mereka bisa merasa orang lain ngomongin mereka di belakang, atau punya niat buruk. Ini bukan berarti mereka gak percaya, tapi memang pikirannya lagi gak bisa tenang dan rasional. Kondisi ini bisa bikin hubungan jadi renggang. Mereka bisa tiba-tiba menjauh atau bahkan marah tanpa alasan yang jelas.
Kuncinya adalah sabar. Gak usah dibalas dengan kemarahan juga, tapi coba kasih pengertian dan tenangin mereka. Kalau rasa curiga ini makin parah, harus segera dibantu secara medis. Obat penstabil suasana hati dan terapi bisa sangat membantu buat meredakan rasa takut dan menciptakan rasa aman secara emosional.
5. Susah fokus dan sulit konsentrasi

Orang dengan bipolar juga sering ngalamin kesulitan fokus, terutama pas suasana hati mereka lagi gak stabil. Mereka bisa gampang terdistraksi, susah ngelanjutin tugas sampai selesai, atau bingung harus mulai dari mana. Ini bikin aktivitas sehari-hari jadi makin berat buat dijalanin. Masalah kognitif ini bukan berarti mereka malas atau gak niat. Ini bagian dari kondisi mental mereka.
Jadi penting banget untuk gak nge-judge dan malah bantu bikin rutinitas yang terstruktur dan realistis. Pecah tugas besar jadi langkah-langkah kecil biar lebih gampang dijalanin. Selain itu, dengan bantuan terapi dan mungkin juga obat, kemampuan fokus mereka bisa perlahan-lahan balik lagi. Dukungan dari lingkungan juga punya peran penting banget.
Pola pikir orang dengan bipolar disorder memang bisa terlihat rumit dan bikin bingung. Tapi kalau kita belajar memahami dan gak langsung menghakimi, hubungan yang lebih sehat bisa dibangun. Kuncinya ada di komunikasi, empati, dan bantuan profesional yang tepat. Baik kamu orang yang mengalaminya sendiri, atau kamu adalah orang yang peduli sama mereka, kamu gak sendirian, dan selalu ada jalan buat merasa lebih baik.